Photo by.8rurupyon8.deviantart.com |
Entah untuk sekian kerapnya aku harus diam dalam jeda waktu yang membuatku
getir, suara lirih berbisik dari ujung telepon malam itu. Suara lirih dengan
beberapa kalimat nasehat yang biasa aku dengar setiap tiga sampai empat pekan
sekali. Ya, itu adalah suara lirih ibu…seorang perempuan yang telah banyak
mengeluarkan peluh demi melahirkan ku, bagi ku tak ada perempuan hebat sehebat
ibu.
Aku mendapati diriku tengah duduk bersadar pada
salah satu bidang berbentuk persegi berukuran tiga kali dua, tiba-tiba saja
satu alat canggih ku yang mampu menyampaikan beberapa suara dari manusia yang
berada jauh dariku itu berbunyi *tanda
dimana aka ada beberapa suara yang akan ia sampaikan.
Mulailah aku bercakap hangat dengan ibu, sebagai
terapi kerinduan mungkin, bertanya kabar, atau bahkan mungkin berkeluh kesah tentang banyak hal, apapun itu
ibu adalah pendengar setia buat semua keluh kesah ku, begitu juga sebaliknya
aku (tapi tetap tak sehebat setianya ibu).
Ada beberapa kalimat sedehana dari ibu yang
membuat kedua alisku menjadi awan yang gelap, pertanda akan ada hujan. Hujan yang
akan membasahi seluruh bagian mata ku.
“ade,
ibu sekarang mulai menabung…” kata ibu…
“nabung
buat apa Bu? jawab ku singkat...
“buat
naik haji.” (Ibu jawab sambil tersenyum)
“aku
hanya diam, entah perasaan apa yang muncul saat mendengar seorang ibu berkata seperti itu kepada
anaknya, aku tak bisa mendeskripsikan
perasaan ku saat itu”
“halo
le, kok diam…? (Tanya ibu dengan nama
kesayangannya pada ku yang berarti tole…)
Sampai ibu menutup teleponya aku tak banyak
bicara seperti sebelumnya, seperti beberapa nasehat singkat yang ibu katakana padaku
beberapa menit sebelum menutup teleponnya.
Setelah itu aku serasa ingin melipat-lipat waktu
jauh kedepan, dan bila saja aku boleh berandai, aku ingin tiba pada satu hari
dimana aku akan menerima gajih pertama ku dan gajih itu cukup untuk
mengantarkan ibu hingga dapat memegang bahkan mencium dinding Ka’bah, akan aku
berikan semua itu untuk ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar