Jumat, 19 April 2013

ANALISA STRIPPING RATIO


ANALISA STRIPPING RATIO
Menganalisa Stripping Ratio ,terdiri dari beberapa faktor yaitu :


A.Faktor Volume

Volume factor merupakan tahap awal dalam penentuan stripping ratio. Penampang litologi pemboran menunjukkan formasi litologi yang ditembus dan ketebalan masing-masing formasi litologi. Dari informasi tersebut, dilakukan identifikasi ketebalan tanah penutup dan batubara. 

Untuk batubara dengan sistem perlapisan multiseam, dilakukan penjumlahan total ketebalan untuk seluruh seam. Prosedur ini berlaku untuk seluruh lubang bor. Perbedaan ketebalan dari tanah penutup dan batubara berpengaruh terhadap elevasi batas atas dan batas bawah keduanya. Dalam kasus ini batasan antara batubara dan batubara diasumsikan jelas.

Perhitungan luas daerah tergantung dari metode perhitungan cadangan yang digunakan. Setelah luas daerah diketahui, lalu dilakukan kalkulasi antara ketebalan rata-rata batubara maupun tanah penutup pada daerah tersebut dengan luasan daerah, dan diperoleh volume tanah penutup dan batubara pada daerah tersebut. Perhitungan volume dinyatakan dengan persamaan berikut :
Volume = Average Thickness * Areas

B. Faktor Tonase
Pada industri pertambangan, penjualan bahan galian dan kapasitas produksi dilakukan atas dasar berat dari bahan galian tersebut. Hal ini berlawanan dengan industri perancangan sipil dimana pembayaran dilakukan atas dasar volume material yang dipindahkan. Konversi dari volume ke berat harus dilakukan dalam kaitannya dengan kegiatan pemuatan, pengangkutan maupun untuk kegiatan pengolahan.

Dalam perhitungan cadangan, tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditambang dihitung dalam satuan berat (tonase). Konversi satuan volume ke satuan berat dilakukan dengan bantuan suatu faktor tonase. Faktor tonase yang dimaksud adalah density. Besar nilai density untuk setiap material berbeda-beda. Umumnya satuan yang digunakan untuk density antara lain gram/cm^3, pound/feet^3 dan ton/meter^3.

Nilai density untuk tanah penutup (humus dan lempung) sebesar 2300 lb/yd^3 atau setara dengan 1,365 ton/m^3 dan density batubara sebesar 1,3 ton/m^3. Berat/tonase tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditambang diperoleh dengan mengalikan volume keduanya dengan density masing-masing. Perhitungan tonase dinyatakan pada persamaan berikut :
Tonase = Volume * Density

C.Nisbah Pengupasan
Salah satu cara menguraikan effisiensi geometri dari operasi penambangan berdasarkan nisbah pengupasan. Nisbah pengupasan (stripping ratio) menunjukkan perbandingan antara volume/tonase tanah penutup dengan volume/tonase batubara pada areal yang akan ditambang. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :


Stripping Ratio = Tanah Penutup (ton)/Batubara (ton)

Perbandingan antara tanah penutup dengan batubara juga dapat dinyatakan melalui perbandingan volume, akan tetapi perbandingan ini hanya bisa diterapkan apabila density dari kedua material sama.

D. Break Even Stripping Ratio (BESR)
Break Even Stripping Ratio adalah perbandingan antara biaya penggalian batubara dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden) atau merupakan perbandingan biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka. Break Even Stripping Ratio ini disebut juga overall stripping ratio, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :


BESR1 = A – B/C

Dimana :
A = Biaya penambangan bawah tanah per ton batubara
B = Biaya penambangan terbuka per ton batubara
C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

Untuk menganalisis kemungkinan metoda penambangan yang akan digunakan baik tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah, maka sangat penting mengetahui nilai BESR1. Dari nilai BESR1 ini dapat diketahui berapa batasan endapan batubara terendah yang dapat ditambang secara terbuka dan menguntungkan.

Setelah ditentukan bahwa akan digunakan metoda tambang terbuka, maka dalam rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR2 dengan rumusan sebagai berikut :


BESR 2= D-E/C

Dimana :
D = Nilai recovery per ton batubara
E = Biaya produksi per ton batubara
C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

BESR2 ini disebut sebagai economic stripping ratio yang artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan batubara tersebut ditambang secara tambang terbuka. Pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga batubara di pasaran, maka akan dapat mengakibatkan perluasan tambang sehingga cadangan akan bertambah, sebaliknya jika harga batubara turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.