Senin, 10 Oktober 2011



Tentang Masa Yang Berlalu
            Setiap sang surya menampakan dirinya kita terpana atas garisan cahaya yang mungkin akan selalu setia menerangi jagat raya “indah” mungkin salah satu kata yang keluar dari mulut kita, terdiam menikmati keindahan itu. Entah sampai kapan sinar itu lelah dan meredup sehingga tak mampu lagi menerangi bumi dan semua isinya.
Awal yang indah akan berakhir pula dengan lembaran yang indah, manakala sang surya telah lelah menerangi, sang malam telah siap menanti untuk menggantikan sang surya, memberikan cahaya redup betaburkan bintang kecil yang nampak di pelupuk mata.
Surya pun mulai bergegas pulang, di ujung jalan sang surya meredup dan meninggalkan sang senja yang indah. Sama indah seperti awal mula ia menampakan dirinya.
          Ini aku dan selembar kisah masa lalu ku, aku yakin kita semua punya masa lalu entah masa lalu kita itu manis atau pahit. Menurut ku enggak ada seorang pun yang menjamin kisah hidupnya akan selalu manis, itu seh menurut sok taunya aku. Mungkin ada diantara kita yang beruntung merasakan hidup tanpa ada rasa pahit, wwaaoouuw beruntung sekali.
Semua ini berawal dari rasa yang sulit buat ku tuliskan definisinya, “CINTA” yeeeeah suatu topik yang selalu membuat kita bersemangat memperbincangkannya. Kita punya cara sendiri-sendiri untuk meraba dan merasakan apa yang namanya cinta.
         Saat rasa itu telah menghampiri dan berlabuh pada hati kita, pancaran keindahanlah yang tercipta dan takkan habis bahasa untuk menjelaskan apa dan bagaimana cinta.
Terimakasih ku pada mu hai wanita karena kalian aku bisa merasakan apa yang namanya cinta, karena kalian aku merasakan pahit manisnya cinta, karena kalian aku bisa tersenyum bahkan tertawa atas nama cinta, karena kalian aku bisa dapatkan rasa yang tidak ada padaku, tentang kelembutan, tentang tutur kata yang halus, tentang kesabaran, dan tentang-tentang yang lain.
Pribadi ini takkan mampu untuk melupakan, sekalipun waktu telah mampu untuk melupakan. Aku tak menyesal mengenal kalian, sekalipun cinta yang kalian berikan harus berakhir dengan pahit. Mungkin memang cinta kita tak sejalan, tak usahlah dipaksakan cukup jadikan pelajaran untuk masa nanti.
Bagi ku masalalu itu bukan untuk dijadikan musuh sekalipun pahit yang ditorehkan, inilah aku dan cara ku mencinta. Berawal dengan cara baik-baik dan bila memang harus berakhir akan ku akhiri pula dengan cara baik-baik. Lembaran cinta mungkin bisa berakhir tapi lembaran persahabatan takkan ikut berakhir.
“Ku awali dengan pancaran indah sang surya dan ku akhiri dengan pancaran indah sang senja”
Aku adalah Siang...
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar