Pada awalnya,
batu bara merupakan tumbuh-tumbuhan pada zaman prasejarah, yang berakumulasi di
rawa dan lahan gambut. Kemudian, karena adanya pergeseran pada
kerak bumi (tektonik), rawa dan lahan gambut tersebut lalu terkubur hingga
mencapai kedalaman ratusan meter. Selanjutnya, material tumbuh-tumbuhan yang
terkubur tersebut mengalami proses fisika dan kimiawi, sebagai akibat adanya
tekanan dan suhu yang tinggi. Proses perubahan tersebut, kemudian menghasilkan
batu bara yang kita kenal sekarang ini.
Setiap batu bara
yang dihasilkan, memiliki mutu (dilihat dari tingkat kelembaban, kandungan
karbon, dan energi yang dihasilkan) yang berbeda-beda. Pengaruh suhu,
tekanan, dan lama waktu pembentukan (disebut maturitas organik), menjadi faktor
penting bagi mutu batu bara yang dihasilkan.
B.
Jenis-Jenis Batu Bara
Seperti yang
sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, mutu setiap batu bara akan ditentukan
oleh faktor suhu, tekanan, serta lama waktu pembentukan. Kesemua
faktor tersebut, kemudian dikenal dengan istilah maturitas organik. Semakin
tinggi maturitas organiknya, maka semakin bagus mutu batu bara yang dihasilkan,
begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, maka kita dapat
mengidentifikasikan batu bara menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Batu
bara dengan mutu rendah.
Batu bara pada
golongan ini memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, serta kandungan karbon
dan energi yang rendah. Biasanya batu bara pada golongan ini memiliki tekstur
yang lembut, mudah rapuh, serta berwarna suram seperti tanah. Jenis batu bara
pada golongan ini diantaranya lignite (batu bara muda) dan sub-bitumen
2. Batu
bara dengan mutu tinggi.
Batu bara pada
golongan ini memiliki tingkat kelembaban yang rendah, serta kandungan karbon
dan energi yang tinggi. Biasanya batu bara pada golongan ini memiliki tekstur
yang keras, materi kuat, serta berwarna hitam cemerlang. Jenis batu bara pada
golongan ini diantaranya bitumen dan antrasit.
C. Letak
Batu Bara
Beberapa
penelitian mengatakan, ada lebih dari 984 ton cadangan batu bara yang tersebar
di seluruh dunia. Batu bara sendiri dapat ditemukan di lebih dari 70
negara, dengan cadangan terbesar di AS, Rusia, Cina, dan India.
Batu bara dapat
ditemukan dengan melalui beberapa kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya membuat peta geologi, survei geokimia
dan geofisika, yang pada akhirnya dilanjutkan dengan pengeboran ekplorasi. Akan
tetapi, proses-proses tersebut tidak langsung menjadikan suatu daerah sebagai
tempat penambangan batu bara. Faktor ketersediaan batu bara serta mutu yang
didapat, menjadi penentu dalam membuat daerah penambangan.
D. Penambangan
Batu Bara
Proses
penambangan batu bara sangat ditentukan oleh unsur geologi endapan batu bara.
pada umumnya, terdapat 2 proses penambangan batu bara, yaitu :
1.
Tambang bawah tanah/dalam
Ada 2 metode
penambangan bawah tanah, yaitu metode room-and-pillar dan tambang longwall.
Pada tambang room-and-pillar,
endapan batu bara ditambang dengan memotong jaringan ‘ruang’ ke dalam lapisan
batu bara dan membiarkan ‘pilar’ batu bara untuk menyangga atap tambang. Pada
metode ini, penambangan batu bara juga dapat dilakukan dengan cara yang disebut
retreat mining (penambangan mundur), dimana batu bara diambil dari
pilar-pilar tersebut pada saat para penambang kembali ke atas. Atap tambang
kemudian dibiarkan ambruk dan tambang tersebut ditinggalkan.
Tambang longwall
mencakup penambangan batu bara secara penuh dari suatu bagian lapisan atau
‘muka’ dengan menggunakan gunting-gunting mekanis. Penambangan dengan metode
ini, membutuhkan penelitian geologi yang mendukung serta perencanaan yang
hati-hati, sebelum memulai penambangan. Setelah batu bara diambil dari daerah
tersebut, atap tambang kemudian dibiarkan ambruk.
Keuntungan utama
dari tambang room–and-pillar daripada tambang longwall adalah,
tambang room-and-pillar dapat mulai memproduksi batu bara jauh lebih
cepat, dengan menggunakan biaya penyediaan peralatan bergerak kurang dari 5
juta dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).
Tambang terbuka/permukaan
Tambang
terbuka—juga disebut tambang permukaan—hanya memiliki nilai ekonomis apabila
lapisan batu bara berada dekat dengan permukaan tanah. Metode tambang terbuka
juga memberikan keuntungan yang lebih besar dari tambang bawah tanah, karena
seluruh lapisan batu bara dapat dieksploitasi (90% atau lebih dari batu bara
dapat diambil). Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo
meter persegi dan menggunakan banyak alat yang besar, termasuk dragline
(katrol penarik), yang memindahkan batuan permukaan, power shovel (sekop
hidrolik), truk-truk besar yang mengangkut batuan permukaan dan batu bara, bucket
wheel excavator (mobil penggali serok),dan ban berjalan.
Batuan permukaan
yang terdiri dari tanah dan batuan dipisahkan pertama kali dengan bahan
peledak. Batuan
permukaan tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan katrol penarik atau
dengan sekop dan truk. Setelah lapisan batu bara terlihat, lapisan batu bara
tersebut digali dan dipecahkan kemudian ditambang secara sistematis dalam
bentuk jalur-jalur. Kemudian batu bara dimuat ke dalam truk besar atau ban
berjalan untuk diangkut ke pabrik pengolahan batu bara atau langsung ke tempat
dimana batu bara tersebut akan digunakan.
E. Pengolahan Batu Bara
Setelah dilakukan penambangan, batu
bara kemudian diolah untuk memisahkannya dari kandungan yang tidak diinginkan,
sehingga mendapatkan mutu yang baik dan konsisten. Biasanya pengolahan ini (disebut coal
washing atau coal benefication) ditujukan pada batu bara yang
diambil dari bawah tanah (ROM coal). Proses pengolahannya sendiri bisa
berbagai macam, tergantung dari tingkat campuran dan tujuan penggunaan batu
bara.
Untuk menghilangkan kandungan
campuran, batu bara tertambang mentah dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke
dalam pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah dengan
menggunakan metode ‘pemisahan media padatan’. Dalam proses tersebut, batu bara
dipisahkan dari kandungan campuran lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki
berisi cairan dengan gravitasi tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk
mangnetit tanah halus. Setelah batu bara menjadi ringan, batu bara tersebut
akan mengapung dan dapat dipisahkan, sementara batuan dan kandungan campuran
lainnya yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah.
Pecahan yang lebih kecil diolah
dengan melalui berbagai cara. Pertama adalah penggunaan mesin sentrifugal. Mesin
sentrifugal adalah mesin yang memutar suatu wadah dengan sangat cepat, sehingga
memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di dalam wadah tersebut.
Kedua, dengan menggunakan metode ‘pengapungan berbuih’. Dalam metode ini, partikel-partikel
batu bara dipisahkan dalam buih yang dihasilkan oleh udara yang ditiupkan ke
dalam rendaman air yang mengandung reagen kimia. Buih-buih tersebut akan
menarik batu bara tapi tidak menarik limbah dan kemudian buih-buih tersebut
dibuang untuk mendapatkan batu bara halus. Perkembangan
teknolologi belakangan ini telah membantu meningkatkan perolehan materi batu
bara yang sangat baik.
F.
Pengangkutan Batu Bara
Metode
pengangkutan batu bara dari tambang menuju tempat penggunaannya, ditentukan
dari jarak yang harus ditempuh dalam penngangkutan tersebut. Untuk
jarak dekat, batu bara umumnya diangkut dengan menggunakan ban berjalan atau
truk. Untuk jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri, batu bara
diangkut dengan menggunakan kereta api atau tongkang. Pada beberapa kasus, batu
bara tersebut diangkut melalui jaringan pipa (sebelumnya dicampur dengan air
untuk membentuk bubur batu).
Kapal laut
umumnya digunakan untuk pengakutan internasional dalam ukuran berkisar dari
Handymax (40-60,000 DWT), Panamax (about 60-80,000 DWT) sampai kapal berukuran
Capesize (sekitar lebih dari 80,000 DWT). Sekitar 700
juta ton batu bara diperdagangkan secara internasional pada tahun 2003 dan
sekitar 90% dari jumlah tersebut diangkut melalui laut.
By. Kusdinar Kartasaputra, S.Si ( Divisi Eksplorasi Karta Corp. Ltd )